MAKALAH
“EKOSISTEM”
“Disusun untuk memenuhi tugas
mata kuliah ekologi hewan”
Dosen Pengampu : Drz. Zainal Arifin Wasaraka
Disusun oleh : EPIT
H. MAGAI(20160111044055)
PROGRAM STUDI
PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN
DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
CENDERAWASIH
JAYAPURA
2019
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang
Ekosistem
adalah suatu proses yang terbentuk karena adanya hubungan timbal balik antara
makhluk hidup dengan lingkungannya, jadi kita tahu bahwa ada komponen biotik
(hidup) dan juga komponen abiotik(tidak hidup) yang terlibat dalam suatu
ekosistem ini, kedua komponen ini tentunya saling mempengaruhi, contohnya saja
hubungan heewan dengan air. Interaksi antara makhluk hidup dan tidak hidup ini
akan membentuk suatu kesatuan dan keteraturan. Setiap komponen yang terlibat
memiliki fungsinya masing-masing, dan selama tidak ada fungsi yang terngganggu
maka keseimbangan dari ekosistem ini akan terus terjaga.
- Rumusan
Masalah
Adapun
rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah:
1)
Apa
yang dimaksud dengan ekosistem?
2)
Apa
saja komponen-komponen dalam ekosistem?
3)
Bagaimana
pola makanan dalam ekosistem?
4)
Apa
jenis-jenis ekosistem?
5)
Faktor-faktor
apa saja yang dapat mempengaruhi ekosistem?
- Tujuan
Adapun
tujuan penulisan makalah ini, yaitu:
1)
Mengetahui
penjelasan dari Ekosistem.
2)
Mengetahui
komponen-komponen dalam ekosistem
3)
Mengetahui
pola makanan dalam ekosistem.
4)
Mengetahui
jenis-jenis ekosistem.
5)
Mengetahui
factor-faktor yang mempengaruhi ekosistem.
BAB II
PEMBAHASAN
- Pengertian
Ekosistem
Ekosistem
adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak
terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem bisa dikatakan
juga suatu tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur
lingkungan hidup yang saling memengaruhi.
Ekosistem
merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang melibatkan interaksi
timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik sehingga aliran energi
menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi suatu siklus materi
antara organisme dan anorganisme. Matahari sebagai sumber dari semua energi
yang ada.
Dalam
ekosistem, organisme dalam komunitas berkembang bersama-sama dengan lingkungan
fisik sebagai suatu sistem. Organisme akan beradaptasi dengan lingkungan fisik,
sebaliknya organisme juga memengaruhi lingkungan fisik untuk keperluan hidup.
Pengertian ini didasarkan pada Hipotesis Gaia, yaitu: "organisme,
khususnya mikroorganisme, bersama-sama dengan lingkungan fisik menghasilkan
suatu sistem kontrol yang menjaga keadaan di bumi cocok untuk kehidupan".
- Komponen-komponen
dalam Ekosistem
Ekosistem
tersusun atas dua komponen utama, yaitu :
1) Komponen
abiotik
Komponen
abiotik adalah komponen ekosistem yang terdiri dari makhluk tak hidup atau
benda mati, meliputi :
a) Tanah
Sifat-sifat fisik tanah yang berperan dalam ekosistem
meliputi tekstur, kematangan, dan kemampuan menahan air.
b) Air
Persediaan
air dipermukaan tanah akan mempengaruhi kehidupan tumbuhan dan hewan. Hal-hal
penting pada air yang mempengaruhi kehidupan makhluk hidup adalah suhu air,
kadar mineral air, salinitas, arus air, penguapan, dan kedalaman air.
c) Udara
Udara
merupakan lingkungan abiotik yang berupa gas yang berbentuk atmosfer yang
melingkupi makhluk hidup. Oksigen, karbondioksida, dan nitrogen merupakan gas
yang paling penting bagi kehidupan makhluk hidup.
d) Cahaya
matahari
Cahaya
matahari merupakan sumber energi utama bagi kehidupan dibumi ini. Salah satunya
sebagai faktor utama yang diperlukan dalam proses fotosintesis.
e) Suhu
atau temperature
Setiap
makhluk hidup memerlukan suhu yang optimal untuk kegiatan metabolisme dan
perkembangbiakannya.
2) Komponen
biotik
Komponen
biotik adalah komponen ekosistem yang terdiri dari makhluk hidup yang meliputi
tumbuhan, hewan, dan manusia. Berdasarkan peranannya komponen biotik dalam ekosisteem
dibedakan menjadi tiga, yaitu :
a) Produsen
Adalah makhluk hidup yang dapat
membuat makanan sendiri dengan bantuan sinar matahari melalui proses
fotosintesis.
Contoh : semua tumbuhan hijau
b) Konsumen
Adalah makhluk hidup yang tidak
dapat membuat makanan sendiri dan menggunakan makanan yang dihasilkan oleh
produsen baik secara langsung maupun tidak langsung.
Contoh : hewan dan manusia
Berdasarkan
tingkatannya konsumen dibedakan menjadi empat, yaitu :
- Konsumen I/primer adalah konsumen/makhluk hidup
yang memakan produsen
Contoh
: herbivora/hewan pemakan tumbuhan
- Konsumen II/sekunder adalah konsumen/makhluk
hidup yang memakan konsumen I.
Contoh
: karnivora/hewan pemakan daging
- Konsumen III adalah konsumen/makhluk hidup yang
memakan konsumen II
Contoh : omnivora/hewan pemakan segala.
- Konsumen puncak adalah konsumen terakhir atau
hewan yang menduduki urutan teratas dalam peristiwa makan dimakan.
- Pengurai, disebut juga redusen adalah jasad
renik yang dapat menguraikan makhluk lain menjadi zat hara.
Contoh
: bakteri dan jamur.
- Pola Makanan
Dalam Ekosistem
Organisme
Autotrof adalah semua organisme yang mampu membuat atau mensintesis makanannya
sendiri, berupa bahan organik dan bahan-bahan anorganik dengan bantuan energi
matahari melalui proses fotosintesis. Semua organisme yang mengandung klorofil
terutama tumbuhan hijau daun disebut organisme autotrof. Ada dua pembagian atas
Organisme autotrof ini yaitu :
- Fotoautotrof yang merupakan organisme pemanfaat
energi cahaya untuk mengubah bahan anorganik menjadi bahan organik.
- Kemoautotrof yang merupakan organisme pemanfaat
energi dari reaksi kimia untuk membuat bahan makanan sendiri dari bahan
organik. Contohnya adalah bakteri besi, dalam menjalankan proses ini
mereka membutuhkan oksigen.
Heterotrof
adalah semua organisme yang tidak dapat membuat makanannya sendiri, akan tetapi
meman faat kan bahan-bahan organik dari organisme lainnya sebagai bahan
makanannya. Organisme ini terdiri atas 3 tingkatan yaitu :
i.
Konsumen
yang secara langsung memakan organisme lain
ii.
Pengurai
yang mendapatkan makanan dari penguraian bahan organik dari bangkai
iii.
Detritivor
yang merupakan pemakan partikel organik atau jaringan yang telah membusuk,
contoh nya adalah lintah dan cacing.
- Tipe-Tipe
Ekosistem
Secara
umum ada tiga tipe ekosistem, yaitu ekositem air, ekosisten darat, dan
ekosistem buatan.
- Ekosistem Akuatik
(air)
·
Ekosistem Air Tawar
Air
tawar adalah hal penting karena merupakan sumber air rumah tangga dan industri
yang murah, komponen air tawar merupakan daur higrologis dan ekosistem air
tawar merupakan sistem disporsal (pembuangan yang mudah dan murah).
Beberapa
faktor pembatas dalam ekosistem air tawar diantaranya:
ü
Kejernihan
ü
Temperatur
ü
Arus
ü
Oksigen
ü
Garam
biogenik dalam air.
Ciri-ciri
ekosistem air tawar antara lain variasi suhu tidak menyolok, penetrasi cahaya
kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca. Macam tumbuhan yang terbanyak
adalah jenis ganggang, sedangkan lainnya tumbuhan biji. Hampir semua filum
hewan terdapat dalam air tawar. Organisme yang hidup di air tawar pada umumnya
telah beradaptasi.
Ekosistem
air tawar digolongkan menjadi air tenang dan air mengalir. Termasuk ekosistem
air tenang adalah danau dan rawa, termasuk ekosistem air mengalir adalah
sungai.
v Air tergenang. Contohnya: danau, kolam, rawa
dan mangrove.
v Air mengalir. Contonhya: mata air, aliran
sungai, dan selokan.
·
Ekosistem Air Laut
Habitat
laut (oseanik) ditandai oleh salinitas (kadar garam) yang tinggi dengan ion CI-
mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan
penguapan besar. Di daerah tropik, suhu laut sekitar 25 °C. Perbedaan suhu
bagian atas dan bawah tinggi, sehingga terdapat batas antara lapisan air yang
panas di bagian atas dengan air yang dingin di bagian bawah yang disebut daerah
termoklin. Di daerah dingin, suhu air laut merata sehingga air dapat bercampur,
maka daerah permukaan laut tetap subur dan banyak plakton serta ikan. Gerakan
air dari pantai ke tengah menyebabkan air bagian atas turun ke bawah dan sebaliknya,
sehingga memungkinkan terbentuknya rantai makanan yang berlangsung baik.
Habitat laut dapat dibedakan berdasarkan kedalamannya dan wilayah permukaan
secara horizontal.
·
Ekosistem Estuari
Estuari
(muara) merupakan tempat bersatunya sungai dengan laut. Estuari sering dipagari
oleh lempengan lumpur intertidal yang luas atau rawa garam. Ekosistem estuari
memiliki produktivitas yang tinggi dan kaya akan nutrisi. Komunitas tumbuhan
yang hidup di estuari antara lain rumput rawa garam, ganggang, dan fitoplankton.
Komunitas hewannya antara lain berbagai cacing, kerang, kepiting, dan ikan.
·
Ekosistem Pantai
Dinamakan
demikian karena yang paling banyak tumbuh di gundukan pasir adalah tumbuhan
Ipomoea pes caprae yang tahan terhadap hempasan gelombang dan angin. Tumbuhan
yang hidup di ekosistem ini menjalar dan berdaun tebal.
·
Ekosistem Sungai
Sungai
adalah suatu badan air yang mengalir ke satu arah. Air sungai dingin dan jernih
serta mengandung sedikit sedimen dan makanan. Aliran air dan gelombang secara
konstan memberikan oksigen pada air. Suhu air bervariasi sesuai dengan
ketinggian dan garis lintang. Ekosistem sungai dihuni oleh hewan seperti ikan
kucing, gurame, kura-kura, ular, buaya, dan lumba-lumba.
·
Ekosistem Terumbu Karang
Ekosistem
ini terdiri dari coral yang berada dekat pantai. Efisiensi ekosistem ini sangat
tinggi. Hewan-hewan yang hidup di karang memakan organisme mikroskopis dan sisa
organik lain. Berbagai invertebrata, mikro organisme, dan ikan, hidup di antara
karang dan ganggang. Herbivora seperti siput, landak laut, ikan, menjadi mangsa
bagi gurita, bintang laut, dan ikan karnivora. Kehadiran terumbu karang di
dekat pantai membuat pantai memiliki pasir putih.
Adapun
manfaat terumbuh karang antara lain:
ü
Berperan
penting bagi pertumbuhan sumber daya perikanan (sebagai feeding ground, fishing
ground, spanwning ground dan nursery ground)
ü
Mencegah
terjadinya pengikisan pantai (abrasi)
ü
Sebagai
daya tarik wisata bahari
ü
Secara
global terumbu karang berfungsi sebagai pengedap kalsium yang mengalir dari
sungai ke laut
ü
Sebagai
penyerap karbondioksida dan Gas Rumah Kaca (GRK) lainnya.
·
Ekosistem Laut Dalam
Kedalamannya
lebih dari 6.000 m. Biasanya terdapat lele laut dan ikan laut yang
dapat
mengeluarkan cahaya. Sebagai produsen terdapat bakteri yang bersimbiosis
dengan
karang tertentu.
·
Ekosistem Lamun
Lamun
atau seagrass adalah satu‑satunya kelompok tumbuh-tumbuhan berbunga yang hidup
di lingkungan laut. Tumbuh‑tumbuhan ini hidup di habitat perairan pantai yang
dangkal. Seperti halnya rumput di darat, mereka mempunyai tunas berdaun yang
tegak dan tangkai‑tangkai yang merayap yang efektif untuk berbiak. Berbeda
dengan tumbuh‑tumbuhan laut lainnya (alga dan rumput laut), lamun berbunga,
berbuah dan menghasilkan biji. Mereka juga mempunyai akar dan sistem internal
untuk mengangkut gas dan zat‑zat hara. Sebagai sumber daya hayati, lamun banyak
dimanfaatkan untuk berbagai keperluan.
·
Ekosistem Terestrial (darat)
- Hutan Hujan Tropis
Hutan
hujan tropis terdapat di daerah tropik dan subtropik. Ciri-cirinya adalah curah
hujan 200-225 cm per tahun. Spesies pepohonan relatif banyak, jenisnya berbeda
antara satu dengan yang lainnya tergantung letak geografisnya.
Tinggi
pohon utama antara 20-40 m, cabang-cabang pohon tinggi dan berdaun lebat hingga
membentuk tudung (kanopi). Dalam hutan basah terjadi perubahan iklim mikro,
yaitu iklim yang langsung terdapat di sekitar organisme. Daerah tudung cukup
mendapat sinar matahari, variasi suhu dan kelembapan tinggi, suhu sepanjang
hari sekitar 25 °C. Dalam hutan hujan tropis sering terdapat tumbuhan khas,
yaitu liana (rotan) dan anggrek sebagai epifit. Hewannya antara lain, kera,
burung, badak, babi hutan, harimau, dan burung hantu.
- Hutan Magrove
Hutan
yang terutama tumbuh pada tanah lumpur aluvial di daerah pantai dan muara
sungai yang dipengaruhi pasang surut air laut. Luas hutan mangrove yang ada di
Indonesia merupakan yang terluas di dunia (2,5 – 3,5 juta Ha, 18 – 23% luas
magrove di dunia dan lebih luas dari Brazil). Adapun fungsi ekologinya yaitu:
Sebagai
peredam gelombang (termasuk gelombang tsunami), angin, dan badai
Melindungi
daerah pantai dari bahaya abrasi
Sebagai
penyerap nutrien organik, penahan lumpur, dan perangkap sedimen
Sebagi
daerah asuhan, mencari makan dan berkembangbiakan ikan, udang, dan hewan liar
lainnya.
- Hutan Rawa
Hutan
rawa terbentuk karena keadaan tanah yang sangat basah. Rawa Sfagnum merupakan
rawa yang terbentuk di daerah yang beriklim sedang. Jenis-jenis rawa yang lain
terbentuk bukan karena keadaan iklim, tetapi karena keadaan air dalam tanah
yang berlebihan. Hutan-hutan rawa yang terbesar di pantai-pantai di kepulauan
Indonesia seperti Kalimantan Selatan, Sumatra Selatan, dan delta sungai Citaduy
serta rawa penting di Jawa Tengah. Vegetasi yang dominan adalah enceng gondok,
teratai, pohon, bungur, dan dadap. Pohon-pohon yang tumbuh disini tinggi kurus
dan tidak berdaun lebat. Keanekaragaman hewan sangat rendah hanya ditemukan
babi hutan, macam-macam ulat air, ikan-ikan dan burung pencakar ular.
- Sabana
Sabana
dari daerah tropik terdapat di wilayah dengan curah hujan 40 – 60 inci per
tahun, tetapi temepratur dan kelembaban masih tergantung musim. Sabana yang
terluas di dunia terdapat di Afrika; namun di Australia juga terdapat sabana
yang luas. Hewan yang hidup di sabana antara lain serangga dan mamalia seperti
zebra, singa, dan hyena.
- Padang Rumput
Padang
rumput terdapat di daerah yang terbentang dari daerah tropik ke subtropik.
Ciri-ciri padang rumput adalah curah hujan kurang lebih 25-30 cm per tahun,
hujan turun tidak teratur, porositas (peresapan air) tinggi, dan drainase
(aliran air) cepat. Tumbuhan yang ada terdiri atas tumbuhan terna (herbs) dan
rumput yang keduanya tergantung pada kelembapan. Hewannya antara lain: bison,
zebra, singa, anjing liar, serigala, gajah, jerapah, kangguru, serangga, tikus
dan ular.
- Gurun
Gurun
terdapat di daerah tropik yang berbatasan dengan padang rumput. Ciri-ciri
ekosistem gurun adalah gersang dan curah hujan rendah (25 cm/tahun). Perbedaan
suhu antara siang dan malam sangat besar. Tumbuhan semusim yang terdapat di
gurun berukuran kecil. Selain itu, di gurun dijumpai pula tumbuhan menahun
berdaun seperti duri contohnya kaktus, atau tak berdaun dan memiliki akar
panjang serta mempunyai jaringan untuk menyimpan air. Hewan yang hidup di gurun
antara lain rodentia, semut, ular, kadal, katak, kalajengking, dan beberapa
hewan nokturnal lain.
- Hutan Gugur
Hutan
gugur terdapat di daerah beriklim sedang yang memiliki emapt musim,
ciri-cirinya adalah curah hujan merata sepanjang tahun. Jenis pohon sedikit (10
s/d 20) dan tidak terlalu rapat. Hewan yang terdapat di hutam gugur antara lain
rusa, beruang, rubah, bajing, burung pelatuk, dan rakun (sebangsa luwak).
- Taiga
Taiga
terdapat di belahan bumi sebelah utara dan di pegunungan daerah tropik,
ciri-cirinya adalah suhu di musim dingin rendah. Biasanya taiga merupakan hutan
yang tersusun atas satu spesies seperti konifer, pinus, dan sejenisnya. Semak
dan tumbuhan basah sedikit sekali, sedangkan hewannya antara lain moose,
beruang hitam, ajag, dan burung-burung yang bermigrasi ke selatan pada musim
gugur.
- Tundra
Tundra
terdapat di belahan bumi sebelah utara di dalam lingkaran kutub utara dan
terdapat di puncak-puncak gunung tinggi. Pertumbuhan tanaman di daerah ini
hanya 60 hari. Contoh tumbuhan yang dominan adalah sphagnum, liken, tumbuhan
biji semusim, tumbuhan perdu, dan rumput alang-alang. Pada umumnya, tumbuhannya
mampu beradaptasi dengan keadaan yang dingin.
- Karst (Batu Gamping /Gua)
Karst
berawal dari nama kawasan batu gamping di wilayah Yugoslavia. Kawasan karst di
Indonesia rata-rata mempunyai ciri-ciri yang hampir sama yaitu, tanahnya kurang
subur untuk pertanian, sensitif terhadap erosi, mudah longsor, bersifat rentan
dengan pori-pori aerasi yang rendah, gaya permeabilitas yang lamban dan
didominasi oleh pori-pori mikro. Ekosistem karst mengalami keunikan tersendiri,
dengan keragaman aspek biotis yang tidak dijumpai di ekosistem lain.
·
Ekosistem Buatan
Ekosistem
buatan adalah ekosistem yang diciptakan manusia untuk memenuhi kebutuhannya.
Ekosistem buatan mendapatkan subsidi energi dari luar, tanaman atau hewan
peliharaan didominasi pengaruh manusia, dan memiliki keanekaragaman rendah.
Contoh
ekosistem buatan adalah : Bendungan, perkebunan kelapa sawit, sawah dll.
- Faktor-faktor
yang Mempengaruhi Ekosistem
Adapun
beberapa factor yang mempengaruhi ekosistem :
- Penggunaan Bahan Kimia
Sekarang
ini banyak kegiatan manusia yang menggunakan bahan kimia. Misalnya, untuk
meningkatkan hasil pertanian, para petani melakikan pemupukan dan
pemberantasan,hama.
- Penebangan Hutan
Jika
penebangan hutan dilakukan secara besar-besaran tanpa terkendali, terjadilah
hutan gundul. Hutan gundul dapat menyebabkan banjir, erosi, dan tanah longsor.
- Pemburuan Liar
Sebagian
manusia ada yang gemar berburu.Mereka berburu hewan dengan ada tujuan tertentu.
Perburuan liar dapat menyebabkan hewan menjadi punah.
- Penggunaan Kendaraan Bermotor
Bahan
bakar dibutuhkan untuk menjalankan kendaraan bermotor. Bahan bakar dapat berupa
bensin dan solar. Pembakaran bahan bakar menyebabkan polusi udara. Pembakaran
tersebut menghasilkan gas karbon diokasida.
- Pembuangan Limbah Sampah
Jika
pengolahan sampah tidak dilakukan dengan benar, terjadilah kerusakan
lingkungan.Pernakah kamu melihat sungai yang kotor dan berbau busuk? Sungai
yang demikian merupakan hasil pembuangan sampah dan limbah di sungai.
Lingkungan sungai rusak dan hewan yang hidup di dalamnya mati.
BAB III
PENUTUP
- Kesimpulan
ü
Ekosistem
adalah kesatuan komunitas dengan lingkungannya yang membentuk hubungan timbal
balik. Ekosistem tersusun atas dua komponen utama, yaitu komponen biotik dan
komponen abiotik. Komponen biotik adalah komponen ekosistem yang terdiri dari
makhluk tak hidup atau benda mati. Komponen abiotik adalah komponen ekosistem
yang terdiri dari makhluk hidup yang meliputi tumbuhan, hewan, dan manusia.
ü
Komponen
ekosistem terdiri dari abiotic dan biotik
ü
Pola
makanan dalam ekosistem terdiri dari autotroph dan heterotroph
ü
Tipe-tipe
ekosistem terdiri dari, ekosistem air tawar, laut, pantai, sungai, lamun dan
lain-lain.
ü
Faktor-faktor
yang mempengaruhi ekosistem adalah penebangan hutan, penggunaan bahan kimia,
pemburuan liar dan lain-lain.
- Saran
ü
Setiap
makhluk hidup membutuhkan lingkungan yang sehat sebagai tempat tinggal. Oleh
karena itu, kita harus menjaga kebersihan tempat lingkungan terutama disekitar
tempat tinggal kita.
ü
Jagalah
kelestarian dan keberlangsungan hidup makhluk hidup, karena makhluk hidup yang
satu dengan yang lainnya saling ketergantungan dan tidak dapat hidup sendiri
DAFTAR PUSTAKA
Posting Komentar